Wednesday, September 27, 2017

Dengarkan Warganya: Bupati Raja Ampat Berlayar Dari Kampung Ke Kampung

Penyambutan Bupati Raja Ampat di Lilinta- Distrik Misool Barat (Foto:PR)

Mendengarkan itu tak semudah seperti membalikkan tangan.   Mendengarkan itu mudah diucapkan tapi susah dilaksanakan.

Mendengarkan itu suatu pekerjaan yang membutuhkan kesabaran. Karena itu, mendengarkan merupakan salah satu keutamaan atau kebijakan hidup manusia dan sangat penting serta memiliki berjuta makna.

Para psikolog menenggarai mendengarkan merupakan hal hakiki yang dimiliki manusia dalam membangun kebersamaan. Mendengarkan itu kadang seperti pengobat jiwa. Karena  itu  mendengarkan merupakan langkah awal menyelesaikan masalah atau solusi bagi sebuah permasalahan.

Keutamaan ini harus dimiliki seorang pemimpin, termasuk seorang kepala daerah. Sebagai pemimpin, kepala daerah perlu mendengarkan aspirasri masyarakat yang dipimpinnya guna perbaikan dan peningkatan tata kelola pemerintahan serta peningkatan pelayanan publik.  

Dalam kehidupan sehari-hari, kepala daerah kadang menjadi  muara dan tujuan akhir keluh kesah warganya. Karena itu suka atau suka, kepala daerah perlu memiliki hal ini. Dan inilah ciri khas kepimpinan yang mengedepankan azas demokrasi.

Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE saat mendengarkan aspirasi masyarakat (foto:PR)

Dalam teori pembangunan kita mengenal istilah top down dan button up. Artinya bahwa konsep pembangunan yang dilaksanakan kepala daerah tidak saja berasal dari atas tetapi juga perlu masukan dari bawah/button up sehingga konsep pembangunan yang dijalankan menjawab kebutuhan grass root/masyarakat akar rumput.

Hal inilah yang dilakukan Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE beberapa hari terakhir. Sejak Selasa, 19- Rabu 27 September 2017, Faris begitu ia disapa melakukan kunjungan keliling Raja Ampat dari kampung ke kampung. Dengan memboyong seluruh  kabinetnya ia mau mendengar aspirasi masyarakat dari kampung ke kampung dan dari distrik ke distrik.

"Kami datang ini dengan kekuatan penuh. Sebagai sebuah bentuk penghargaan. Kami datang untuk mendengarkan secara langsung apa yang menjadi kebutuhan bapak/ibu. Kehadiran kami ini bukan untuk kami tapi untuk kamu," kata Faris saat melakukan tatap muka dengan masyarakat Misool Barat di Kampung Lilinta 25 September 2017.

Dalam perjalanan kelilingnya tersebut, AFU begitu sapaan yang lagi familiar saat ini benar-benar memberi ruang bagi masyarakat untuk berbicara. Dengan menggunakan speedboat dam KM. Marina Express ia menjangkau warganya dan memberi ruang seluas-luasnya kepada warga untuk berbicara dan menyampaikan usul saran terkait pembangunan Raja Ampat.

"Silahkan sampaikan apa yang ingin diajukan. Kritik sekalipun kami terima demi kebaikan kita bersama," ujar Faris saat tatap muka dengan masyarakat Misool Selatan di Kampung Fafanlap, Senin 25 September 2017.

Selain mendengar aspirasi warganya, AFU juga menyerahkan sejumlah fasilitas kepada masyarakat seperti Kartu Nelayan, Jaminan Kesehatan Bagi Nelayan, Perda Perlindungan HIU dan SPT Pajak Bumi dan Bangunan.
 
Bupati Raja Ampat menyerahkan fasilitasi jaminan keselamatan bagi nelayan Raja Ampat. (foto:PR)
Kunjungan keliling ini mendapat respon positif dari Warga Raja Ampat. Salah satu pendeta di Kampung Salafen-Distrik Misool Utara memberikan apresiasi atas kunjungan bupati dan rombongannya tersebut. Sebab selain melihat perkembangan pembangunan yang ada di pemerintahan distrik dan kampung, Bupati Raja Ampat juga mendengarkan secara langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

"Semoga apa yang disampaikan masyarakat kepada bapak bupati ini dapat diakomodir dalam program pembangunan kedepan sehingga Raja Ampat ini semakin hari semakin baik," kata Pendeta yang sehari-harinya melayani jemaat di Salafen tersebut.

"Saya juga memberikan apresiasi kepada bapak bupati karena saya dengar ada 33 titik kampung akan diterangi listrik tahun ini. Jujur ini hal yang baik. Karena kadang sesak rasanya kalau kita datang dari Kota terus listrik tidak ada di kampung," tambah pendeta tersebut.

Terkait hal itu, AFU menjelaskan nanti semua kampung di Raja Ampat akan dialiri listrik tetapi pekerjaannya secara bertahap sebagai wujud visi Raja Ampat terang.

"Tahun ini memang 33 kampung akan dipasang listrik oleh PLN. Sampai tahun 2019 ada 112 titik kampung yang dipasang jaringan listrik. Artinya seluruh kampung. Hanya saja tiap kampung harus membebaskan tanah 50 x 50 meter tanpa tuntutan ganti rugi," jelas Abdul Faris Umlati,SE.

Dalam tatap muka yang dikenal dengan istilah turkam tersebut, AFU juga memberikan ruang kepada pimpinan SKPD untuk menanggapi atau mendata usul saran tersebut untuk diprogramkan dalam rencana kerja SKPD.
 
Penyambutan Bupati Raja Ampat di Distrik Kepulauan Sembilan. (foto: PR)
Adapun hal-hal utama yang disoroti warga sebagai usul saran kepada pemerintah daerah adalah penataan dan perbaikan pelayanan pendidikan khususnya menyangkut perbaikan fasilitas pendidikan dan penambahan tenaga pendidikan. Sektor kesehatan juga mendapat sorotan menyangkut perbaikan pelayanan kesehatan, keterbatasan tenaga medis dan sarana penunjang pelayanan kesehatan di kampung-kampung. Warga juga meminta perbaikan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dermaga dan air bersih. Di samping itu permintaan untuk bantuan sarana dan prasana perikanan hampir ditemui disetiap kampung seperti permintaan motor tempel dan dukungan pembentukan kelompok budidaya perikanan.

Pada setiap tatap muka, AFU hanya menanggapi hal-hal pokok dan umum. Sedangkan hal-hal teknis ditanggapi masing-masing SKPD.

Misalnya permasalahan gedung sekolah dan tenaga pendidik, AFU bertekad kedepan pendidikan akan lebih memperhatikan kualitas bukan kuantitas. Karena itu, ia berencana untuk mengurangi pengadaan atau pembangunan sekolah baru di Raja Ampat.

Pengelolaan Dana Desa juga menjadi perhatian serius warga yang dikunjung. Banyak warga mengaku pengelolaan dana desa kurang transparan. Untuk itu AFU berharap kepada para kepala kampung se-Kabupaten Raja Ampat agar mengelola dana tersebut secara transparan dan bertanggungjawab.

"Saya harap bapak-bapak kepala kampung agar mengelola dana desa dengan baik, terbuka dan tertib. Silahkan pasang baliho terkait pengelolaannya sehingga seluruh warga bisa lihat dan mengawasi," kata AFU.

Dijelaskannya pihak berwajib  seperti kepolisian dan kejaksanaan akan memeriksa langsung ke lapangan terkait pengelolaan dana desa.

"Dalam waktu dekat ini pihak  inspektorat, kepolisian dan kejaksaan akan datang untuk memeriksa langsung pengggunaan dana desa. Bapak-bapak kelola dana itu secara baik dan transparan. Itu  bukan dana kepala kampung atau aparat kampung tetapi dana seluruh masyarakat kampung," kata AFU.

Perjalanan Bupati Raja Ampat dalam mengelilingi Raja Ampat tersebut dimulai dari Distrik Ayau, Kepuluan Ayau, Waigeo Utara, Wawarbomi, Waigeo Timur, Waigeo Barat, Waigeo Barat Kepulauan, Distrik-Distrik di Pulau Salawati dan Batanta, Distrik-Distrik di Teluk Mayalibit dan Distrik Kofiau serta mengelilingi Kepulaun Misool dan Kepulauan Sembilan. Selain Pimpinan SKPD, kunjungan kerja Bupati Raja Ampat ini juga diikuti Kapolres Raja Ampat, Ketu I DPRD Raja Ampat dan beberapa anggota DPRD Raja Ampat. #petrusRabu 
#sebuah catatan perjalanan keliling Pulau Misool-Raja Ampat

No comments:

Post a Comment