Penyambutan Bupati Raja Ampat di Lilinta- Distrik Misool Barat (Foto:PR) |
Mendengarkan itu tak semudah
seperti membalikkan tangan.
Mendengarkan itu mudah diucapkan tapi susah dilaksanakan.
Mendengarkan itu suatu pekerjaan
yang membutuhkan kesabaran. Karena itu, mendengarkan merupakan salah satu
keutamaan atau kebijakan hidup manusia dan sangat penting serta memiliki
berjuta makna.
Para psikolog menenggarai
mendengarkan merupakan hal hakiki yang dimiliki manusia dalam membangun
kebersamaan. Mendengarkan itu kadang seperti pengobat jiwa. Karena itu
mendengarkan merupakan langkah awal menyelesaikan masalah atau solusi
bagi sebuah permasalahan.
Keutamaan ini harus dimiliki
seorang pemimpin, termasuk seorang kepala daerah. Sebagai pemimpin, kepala
daerah perlu mendengarkan aspirasri masyarakat yang dipimpinnya guna perbaikan
dan peningkatan tata kelola pemerintahan serta peningkatan pelayanan
publik.
Dalam kehidupan sehari-hari, kepala daerah kadang menjadi muara dan tujuan akhir keluh kesah warganya. Karena itu suka atau suka, kepala daerah perlu memiliki hal ini. Dan inilah ciri khas kepimpinan yang mengedepankan azas demokrasi.
Dalam kehidupan sehari-hari, kepala daerah kadang menjadi muara dan tujuan akhir keluh kesah warganya. Karena itu suka atau suka, kepala daerah perlu memiliki hal ini. Dan inilah ciri khas kepimpinan yang mengedepankan azas demokrasi.
Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE saat mendengarkan aspirasi masyarakat (foto:PR) |
Dalam teori pembangunan kita
mengenal istilah top down dan button up. Artinya bahwa konsep pembangunan yang
dilaksanakan kepala daerah tidak saja berasal dari atas tetapi juga perlu
masukan dari bawah/button up sehingga konsep pembangunan yang dijalankan
menjawab kebutuhan grass root/masyarakat akar rumput.
Hal inilah yang dilakukan Bupati
Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE beberapa hari terakhir. Sejak Selasa, 19- Rabu 27 September 2017, Faris begitu ia disapa melakukan kunjungan keliling
Raja Ampat dari kampung ke kampung. Dengan memboyong seluruh kabinetnya ia mau mendengar aspirasi
masyarakat dari kampung ke kampung dan dari distrik ke distrik.
"Kami datang ini dengan
kekuatan penuh. Sebagai sebuah bentuk penghargaan. Kami datang untuk
mendengarkan secara langsung apa yang menjadi kebutuhan bapak/ibu. Kehadiran
kami ini bukan untuk kami tapi untuk kamu," kata Faris saat melakukan
tatap muka dengan masyarakat Misool Barat di Kampung Lilinta 25 September 2017.
Dalam perjalanan kelilingnya
tersebut, AFU begitu sapaan yang lagi familiar saat ini benar-benar memberi
ruang bagi masyarakat untuk berbicara. Dengan menggunakan speedboat dam KM.
Marina Express ia menjangkau warganya dan memberi ruang seluas-luasnya kepada
warga untuk berbicara dan menyampaikan usul saran terkait pembangunan Raja
Ampat.
"Silahkan sampaikan apa yang
ingin diajukan. Kritik sekalipun kami terima demi kebaikan kita bersama,"
ujar Faris saat tatap muka dengan masyarakat Misool Selatan di Kampung
Fafanlap, Senin 25 September 2017.
Selain mendengar aspirasi warganya,
AFU juga menyerahkan sejumlah fasilitas kepada masyarakat seperti Kartu
Nelayan, Jaminan Kesehatan Bagi Nelayan, Perda Perlindungan HIU dan SPT Pajak
Bumi dan Bangunan.
Kunjungan keliling ini mendapat
respon positif dari Warga Raja Ampat. Salah satu pendeta di Kampung Salafen-Distrik
Misool Utara memberikan apresiasi atas kunjungan bupati dan rombongannya
tersebut. Sebab selain melihat perkembangan pembangunan yang ada di
pemerintahan distrik dan kampung, Bupati Raja Ampat juga mendengarkan secara
langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
"Semoga apa yang disampaikan
masyarakat kepada bapak bupati ini dapat diakomodir dalam program pembangunan
kedepan sehingga Raja Ampat ini semakin hari semakin baik," kata Pendeta
yang sehari-harinya melayani jemaat di Salafen tersebut.
"Saya juga memberikan
apresiasi kepada bapak bupati karena saya dengar ada 33 titik kampung akan
diterangi listrik tahun ini. Jujur ini hal yang baik. Karena kadang sesak
rasanya kalau kita datang dari Kota terus listrik tidak ada di kampung,"
tambah pendeta tersebut.
Terkait hal itu, AFU menjelaskan
nanti semua kampung di Raja Ampat akan dialiri listrik tetapi pekerjaannya
secara bertahap sebagai wujud visi Raja Ampat terang.
"Tahun ini memang 33 kampung
akan dipasang listrik oleh PLN. Sampai tahun 2019 ada 112 titik kampung yang
dipasang jaringan listrik. Artinya seluruh kampung. Hanya saja tiap kampung
harus membebaskan tanah 50 x 50 meter tanpa tuntutan ganti rugi," jelas Abdul
Faris Umlati,SE.
Dalam tatap muka yang dikenal
dengan istilah turkam tersebut, AFU juga memberikan ruang kepada pimpinan SKPD
untuk menanggapi atau mendata usul saran tersebut untuk diprogramkan dalam
rencana kerja SKPD.
Adapun hal-hal utama yang disoroti
warga sebagai usul saran kepada pemerintah daerah adalah penataan dan perbaikan
pelayanan pendidikan khususnya menyangkut perbaikan fasilitas pendidikan dan
penambahan tenaga pendidikan. Sektor kesehatan juga mendapat sorotan menyangkut
perbaikan pelayanan kesehatan, keterbatasan tenaga medis dan sarana penunjang
pelayanan kesehatan di kampung-kampung. Warga juga meminta perbaikan
infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, dermaga dan air bersih. Di samping
itu permintaan untuk bantuan sarana dan prasana perikanan hampir ditemui
disetiap kampung seperti permintaan motor tempel dan dukungan pembentukan
kelompok budidaya perikanan.
Pada setiap tatap muka, AFU hanya
menanggapi hal-hal pokok dan umum. Sedangkan hal-hal teknis ditanggapi
masing-masing SKPD.
Misalnya permasalahan gedung
sekolah dan tenaga pendidik, AFU bertekad kedepan pendidikan akan lebih
memperhatikan kualitas bukan kuantitas. Karena itu, ia berencana untuk
mengurangi pengadaan atau pembangunan sekolah baru di Raja Ampat.
Pengelolaan Dana Desa juga menjadi
perhatian serius warga yang dikunjung. Banyak warga mengaku pengelolaan dana
desa kurang transparan. Untuk itu AFU berharap kepada para kepala kampung
se-Kabupaten Raja Ampat agar mengelola dana tersebut secara transparan dan
bertanggungjawab.
"Saya harap bapak-bapak kepala
kampung agar mengelola dana desa dengan baik, terbuka dan tertib. Silahkan
pasang baliho terkait pengelolaannya sehingga seluruh warga bisa lihat dan
mengawasi," kata AFU.
Dijelaskannya pihak berwajib seperti kepolisian dan kejaksanaan akan
memeriksa langsung ke lapangan terkait pengelolaan dana desa.
"Dalam waktu dekat ini
pihak inspektorat, kepolisian dan
kejaksaan akan datang untuk memeriksa langsung pengggunaan dana desa.
Bapak-bapak kelola dana itu secara baik dan transparan. Itu bukan dana kepala kampung atau aparat kampung
tetapi dana seluruh masyarakat kampung," kata AFU.
Perjalanan
Bupati Raja Ampat dalam mengelilingi Raja Ampat tersebut dimulai dari Distrik
Ayau, Kepuluan Ayau, Waigeo Utara, Wawarbomi, Waigeo Timur, Waigeo Barat,
Waigeo Barat Kepulauan, Distrik-Distrik di Pulau Salawati dan Batanta,
Distrik-Distrik di Teluk Mayalibit dan Distrik Kofiau serta mengelilingi
Kepulaun Misool dan Kepulauan Sembilan. Selain Pimpinan SKPD, kunjungan kerja Bupati
Raja Ampat ini juga diikuti Kapolres Raja Ampat, Ketu I DPRD Raja Ampat dan
beberapa anggota DPRD Raja Ampat. #petrusRabu
#sebuah catatan perjalanan keliling Pulau Misool-Raja Ampat
No comments:
Post a Comment