Saturday, January 13, 2018

Peluang Investasi Perikanan di Raja Ampat

Siapa yang tak kenal Kabupaten Raja Ampat? Kabupaten yang  secara administrasi berada di Wilayah Provinsi Papua Barat ini tidak saja kaya di bidang pariwisata, tetapi Raja Ampat juga kaya dengan potensi perikanannya. Selama ini potensi perikanan tersembunyi dibalik kemasyuran perkembangan sektor pariwisata yang membuat menggemparkan dunia. 
Tapi sejatinya jauh dibawah dasar perairan Raja Ampat yang mencapai 80 % dari luar Raja Ampat menyimpan kekayaan perikanan yang luar biasa. Kekayaan itu seperti "raksasa" dan harta karun tersembunyi di dasar samudera bahari Raja Ampat. 
Jauh sebelum sektor pariwisata menggemparkan dunia, sandaran masyarakat Raja Ampat yang saat ini mencapai kurang lebih 37.000 jiwa sesungguhnya bersumber dari sumber daya laut.Bahkan saat ini ketergantungan itu terus berlanjut disamping kegiatan dan usaha wisata lainnya. 
Ilustrasi:Facebook Marlon Mambrasar
Ilustrasi:Facebook Marlon Mambrasar
Catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Raja Ampat menunjukkan bahwa potensi lestari perikanan tangkap perairan Raja Ampat sebesar 590.600 ton/tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sekitar 472.000 ton/tahun. Dan selama ini perikanan tangkap tersebut 80% adalah masyarakat Raja Ampat dan beberapa yang datang dari Kota Sorong atau pun Kabupaten Sorong. 
Rio Bartolomeus Imbir, S.Pi selaku Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Raja Ampat menenggarai sejauh ini sumberdaya yang telah dimanfaatkan sekitar 38.000 ton/tahun, sehingga peluang pemanfaatan masih sekitar 434.000 ton/tahun. 
https://www.wwf.or.id
https://www.wwf.or.id
Hal tersebut merupakan kesempatan bagi nelayan setempat untuk meningkatkan perekonomian dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya perikanan "Ini merupakan peluang investasi yang besar bagi masyarakat Raja Ampat," kata Rio Bartolomeus di Waisai Raja Ampat. 
Dalam suatu penelitian yang cepat pada tahun 2001 dan 2002, Lembaga Conservation International Indonesia (CII) bekerjasama Lembaga Oseanografi Nasional (LON) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan bahwa perairan Raja Ampat merupakan perairan terkaya dan terlengkap di dunia dengan Keanekaragaman Hayati Laut. 
Penelitian tersebut menyebutkan jenis-jenis ekosistem perairan Raja Ampat Karang Keras sebanyak 553 jenis (75 % dari jenis karang dunua), Ikan Karang : 1,427 jenis, Kerang- kerangan : 699 jenis, Ikan Endemik :15 jenis, Paus dan Lumba2, 15 jenis, Duyung : 1 jenis, Penyu : 5 jenis, berbagai jenis Pari (Manta), Berbagai jenis Hiu unik : Wobbegong dan "Kalabia (Hiu berjalan)", dan berbagai jenis kuda laut. Peluang Investasi Melihat potensi yang besar ini maka peluang investasi di bidang perikanan sangat terbuka lebar di Raja Ampat. Tinggal saja siapa yang memiliki kemauan untuk mengola potensi lestari yang sedemkian hebat tersebut. 
Peluang Investasi Perikanan
ilustrasi: info.maritim
ilustrasi: info.maritim
Ada pun berbagai peluang dalam mengembangkan dan meningkatkan usaha perikanan tersebut seperti kegiatan perikanan budidaya baik budidaya kerapu, budidaya napoleon, budidaya teripang, budidaya lobster kegiatan budidaya seperti budidaya ikan-ikan karang (Kerapu dan Napoleon), rumput laut, mutiara dan teripang. Juga berbagai kegiatan budidaya lainnya. 
Investasi dibidang perikanan ini juga ditunjang oleh keanekaragaman yang dimiliki Laut Raja Ampat tinggi, tetapi juga terjadi persilangan ekosistem dan spesies antara dua benua yakni Benua Asia dan Benua Pasifik. Kondisi perairan Raja Ampat pun tergolong sangat baik bagi perkembangbiakkan ekosistem laut. Suhu permukaan laut berkisar sekitar 28 derajat Celsius dan di kedalaman tertentu mencapai 27 derajat Celsius. Cahaya matahari pun menembus kedalaman laut hingga 30 meter, tentu saja ini sangat baik bagi terumbu karang dan ikan-ikan laut Raja Ampat. 
Hanya saja untuk kegiatan investasi di bidang perikanan Raja Ampat perlu memperhatikan aspek-aspek konservasi sebab sumber daya alam Raja Ampat tetap lestari dan berkelanjutan hingga anak cucu.
Pengembangan Pariwisata
Kendatipun Raja Ampat memiliki peluang yang besar di sektor perikanan tetapi sampai saat ini pemerintah masih fokus pada pengembangan pariwisata. Sebab kegiatan dan usaha- usaha wisata merupakan kegiatan minim dampak negatif terhadap kerusakan ekosistem terumbung karang Raja Ampat. 
Geliat pengembangan usaha wisata sudah nampak disejumlah kampung dan pulau seperti pengembangan hotel, homestay dan resort di Raja Ampat sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat kegiatan wisata di Raja Ampat. Hanya ada beberapa investasi dan usaha perikanan budidaya seperti budidaya mutiara baik di Misool Selatan, Bantanta maupun kawasan daerah Waigeo Barat dan sekitanya. 
Untuk mendukung pengembangan pariwisata, pemerintah dan masyarakat Raja Ampat juga telah menetapkan sejumlah kawasan konservasi. Ada enam kawasan kawasan konservasi yang telah ditetapkan antara lain kawasan konservasi Selat Dampir, Kawan Konservasi Ayau-Asia, Kawasan Konservasi Misool Selatan, Kawasan Konservasi Teluk Mayalibit dan Kawasan Konservasi Kofiau-Boo. Pengembangan kawasaan konservasi ini selain bertujuan menjaga ekosistem terumbu karang Raja Ampat tetapi menjadi tempat bertelur dan berkembangan biaknya ikan.
Tantangan
Luasnya wilayah perairan Raja Ampat menjadi tantang tersendiri dalam pengembangan investasi perikanan di Raja Ampat. Pada sisi lain sebagai daerah yang berkembangan tentu Raja Ampat masih terbatas pada sarana dan prasana penunjang. Karena biaya atau kost pengembangan investasi perikanan di Raja Ampat sangat tinggi. 
Hal lain bahwa kekayaan periaran Raja Ampat seperti magnet bagi pencuri. Karena itu tantangan terbesar yang masih dihadapi masyarakat dan pemerintah Raja Ampat saat ini adalah adanya kegiatan ilegal fishing oleh oknum-oknum tertentu seperti pemboman dan penangkapan ikan dengan menggunakan potasiun.    
Mengatasi hal ini, pemerintah dan masyarakat Raja Ampat terus melakukan sosialiasai dan pendekatan hukum sehingga kegiatan mulai berkurang.  Dan diharapkan kedepan semua pihak turut menjaga dan melestarikan ekosistem perikanan Raja Ampat. 
Salam
Tulisan ini sudah dimuat https://www.kompasiana/petrus.rabu

No comments:

Post a Comment