Jika saja cinta seperti sebuah lintasan, mungkin saja kita
membentangkan meter. Tapi cinta tidak!
Cinta bukan materi. Cinta bukan sesuatu
yang bisa diraba. Cinta bukan soal jarak. Cinta melampui dimensi ruang dan
waktu. Melampaui status dan jabatan sosial.
Cinta adalah jiwa. Cinta adalah rasa. Cinta adalah empati,
cinta adalah soal kasih. Cinta itu menghargai. Cinta soal pengorbanan.
Atau boleh saya katakan cinta adalah hakekat kemanusiaan kita
sebagai manusia memiliki jiwa untuk memiliki dan menghargai satu dan yang
lainnya.
Jika memiliki dan menghargai satu sama lain merupakan salah satu
dimensi cinta maka cinta sejatinya bisa diukur. Takaran Cinta adalah kita.
Kitalah yang menentukan berat-ringannya cinta kita kepada orang lain.
Seberapa besar perhatian itu? Seberapa besar empati itu?
Seberapa besar kita memiliki dan mengambil bagian dari kisah pilu dalam
perjalanan orang lain. Itulah takaran cinta.
Mutu atau kualitas cinta juga diukur oleh ketulusan bukan
berapa materi yang kita berikan, bukan soal berapa banyak uang dikeluarkan.
Tapi niat dan ketulusan itulah menjadi takarannya.
Niat dan ketulusan itulah
yang menjadi neracanya?
Karena itu, jangan bangga karena telah berbuat baik. Jangan
bangga telah menyumbangkan sekian banyak materi. Jangan bangga karena telah
menggeluarkan sekian banyak uang. Itu tak penting.
Niat yang lahir dari ketulusan itu yang membuat takaran cinta
itu bermakna.#petrusrabu
No comments:
Post a Comment