Tuesday, September 19, 2017

CINTA ITU TAK PERLU DIKEJAR, IA AKAN DATANG DAN MENYAMBUTMU PADA WAKTUNYA


Ilustrasi

Dalam hidup ini terkadang kita berambisi untuk mengejar suatu yang kita dambakan. Inilah cirikhas kemanusiaan kita. Bahkan untuk sesuatu yang kita dambakan dan kita harapkan, kita terus dan tetap berjuang. Bahkan hingga titik darah penghabisan. Kita juga korbankan segala hal sesuatu, entah itu waktu, tenaga maupun material untuk meraih apa yang kita harapkan atau dambakan itu. 

Itulah kita. Karena memang harapan dan cita-cita itulah yang membuat kita bertahan. Harapan itulah yang membuat kita hidup. Dan harapan dan cita-cita bak api penyulut motivasi yang membuat kita bisa survival dalam derasnya arus dan gelombang kehidupan ini. 

Perjuangan-perjuangan itu bisa kita lihat bagaimana seorang anak berjuang untuk meraih pendidikan di bangku sekolah, seorang ayah yang berjuang untuk menafkahi keluarganya, atau seorang pemuda yang berjuang untuk meraih pekerjaan yang baik atau berbagai kasus lainnya.  

Namun ketika harapan dan cita berhubungan dengan asrama,  tentunya perjuangan hingga titik darah penghabisan itu sabar dulu. Bicara asmara atau cinta adalah bicara soal hati dan perasaan. 

Karena bicara soal hati maka bebas dari unsur pemaksaan. Namun ketika masih diberi harapan, maka tak salah jika asmara itu perlu dikejar tetapi jika tidak maka urungkan niatmu untuk mengejarnya hingga titik darah penghabisan. Jangan sampai diujung dari perjuangan itu adalah sia-sia dan frustrasi. Yah itulah cinta.  Sebab setiap orang itu memiliki pilihannya masing-masing, kita tak bisa memaksakan pilihan kita pada orang lain, dimana dia tak memilih kita. 

Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Ia datang dengan sendirinya.

Namun pada sisi lain, kadang cinta itu datang dengan sendirinya. Ia kadang datang merengkuh kita dengan sendirinya.  Kadang kita tak perlu harus berjuang hingga titik darah penghabisan. Ia bisa datang kapan saja dan dimana saja, pertanyaanya siapkah anda untuk menyambutnya. Cinta itu kadang hadir melalui hal-hal yang sederhana. Kadang ia hadir melalui sebuah senyuman. Kadang sebuah tatapan. Kadang juga dalam sebuah kado kecil atau apa saja. Kadang ia datang melalui sebuah sapaan. 

Dan disitulah kita perlu memiliki kemampuan merasakan akan kehadirannya. Dan hanya hatilah yang mampu mendengar itu.  Melalui hal-hal itu sejatinya dia ingin berteriak, " Jika aku berkata, aku tak membutuhkanmu maka aku munafik, karena dalam setiap hariku, sejujurnya aku selalu mencarimu,". 

Kehadirannya tak membutuhkan telinga dan mata. Kehadirannya membutuhkan hati yang mendengar dan hati yang melihat, karena cinta itu adalah hati. Maka cinta itu harus disambut dengan hati. #PetrusRabu


No comments:

Post a Comment